Ciri khas dan Makanan khas sudah kita bahas. Nah, sekarang kita bahas
Kebudayaan khas dari Probolinggo. Ada bermacam-macam Kebudayaan yang
dimiliki oleh Kota kecil yang satu ini, contohnya Tari Glipang, Ludruk,
Petik Laut, Perahu Hias, dll. Mari kita bahas satu persatu Kebudayaan
yang ada di Probolinggo ini.
- Tari Glipang
Tari Glipang lahir di desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten
Probolinggo ini sudah lama dikenal masyarakat. Tari Glipang Berasal dari
kebiasan masyarakat. Kebiasaan yang sudah turun temurun tersebut
akhirnya menjadi tradisi. Pak Parmo yang merupakan cucu dari pencipta
Tari Glipang ini mengatakan bahwa “Glipang” bukanlah nama yang
sebenarnya dari tarian tersebut. Awalnya nama tari tersebut adalah
“Gholiban” berasal dari bahasa arab yang berarti kebiasaan.
- Ludruk
Ludruk merupakan suatu bentuk pementasan drama kehidupan yang
disajikan dengan pendekatan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur
pada umumnya. Ludruk tumbuh dan berkembang hamper disemua daerah di Jawa
Timur bagian Timur termasuk di daerah Probolinggo. Tampilan ludruk khas
Probolonggo memiliki perbedaan dengan ludruk-ludruk lainnya, yakni pada
bahasa yang dipakai Ludruk Probolinggo menggunakan bahasa Jawa Ngoko
yang di campur dengan bahasa Madura Pesisiran, baik dalam bentuk
kidungan maupun dialog para pemainnya.
- Petik Laut
Petik Laut merupakan lomba balap perahu yang di adakan pada tanggal
15 bulan Sya’ban (15 hari sebelum puasa). Tradisi ini berasal dari
masyarakat yang bertujuan untuk menyambut hadirnya bulan puasa.
- Perahu Hias
Lomba Perahu Hias merupakan tradisi masyarakat pesisir kota
Probolinggo yang secara beriringan untuk berlomba menghias kapal atau
perahu dengan bermacam-macam hiasan yang menarik. Lomba ini dilaksanakan
setiap tahun pada tanggal 4 September, yang bertepatan dengan hari jadi
Kota Probolinggo.
Dan satu lagi kebudayaan di daerah Probolinggo yang terkenal,
tepatnya di daerah Tengger Kabupaten Probolinggo yaitu Upacara Kasada.
Upacara Kasada adalah Upacara untuk umat beragama Hindu, yang di
laksanakan pada tanggal 14-15 dilakukan di ponten pure luhur. Banyak
sekali masyarakat yang menyaksikan upacara yang dimulai pukul 05.00 ini.
Setelah upacara, melabuhkan sesaji berupa hasil bumi yang sudah di
mantrai dukun kekawah Gunung Bromo. Upacara dilaksanakan pada saat
purnama bulan Kasada (ke dua belas) tahun saka, upacara
ini juga disebut .
Sumber : https://atikaeka123.wordpress.com/2014/08/21/kebudayaan-makanan-dan-ciri khas-probolinggo/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar